MANFAAT BUAH DEWA UNTUK KESEHATAN
Sajen buat dewa ini sangat
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Buah yang kaya serat, vitamin, dan mineral
ini mampu mencegah berbagai macam penyakit degeneratif, mengurangi tekanan
emosi, dan menetralkan racun dalam darah.
Buah naga terbilang baru dikenal di
Indonesia. Meski begitu, namanya belakangan ini menjadi buah bibir di
masyarakat luas. Penampilan buah ini sangat unik dan menarik. Ukurannya sebesar
mangga gedong gincu, dengan warna merah menyala. Kulitnya seperti sisik ular
besar (naga), tetapi bukan karena itu buah ini dikenal sebagai dragon fruit.
Saat ini buah naga belum dapat
dijumpai di pasar tradisional, hanya bisa ditemukan di supermarket. Harganya
pun masih relatif mahal, yaitu sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kg.
Rasanya manis segar dan sedikit asam.
Ada yang mengaitkannya dengan mitos
mampu menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Akhir-akhir ini tanaman buah
tersebut juga mulai dimanfaatkan sebagai tanaman hias berbuah yang ditanam di
dalam pot.
Masyarakat Cina kuno menganggap buah
naga membawa berkah, sehingga sering diletakkan di antara duo ekor patung naga
berwarna hijau di atas meja altar persembahan kepada dewa. Warna merah buah
menjadi mencolok di antara warna naga yang hijau.
Dari kebiasaan inilah buah itu di
kalangan orang Vietnam yang menganut budaya Cina, terkenal sebagai nama thang
loy (buah naga). Thang loy-nya orang Vietnam ini kemudian disebut dengan bahasa
Inggis disebut dengan dragon fruit.
Kaya Serat
Kandungan serat pada buah naga
sangat baik, mencapai 0,7-0,9 gram per 100 gram. Serat sangat dibutuhkan tubuh
untuk menurunkan kadar kolesterol. Di dalam saluran pencernaan serat akan
mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama
tinja. Dengan demikian, semakin tinggi konsumsi serat, semakin banyak asam
empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.
Selain untuk mencegah kolesterol,
kandungan serat pada buah naga juga sangat berguna dalam sistem pencernaan.
Serat pangan (dietary fiber) mampu memperpendek transit time, yaitu waktu yang
dibutuhkan makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan
dalam bentuk feses.
Sementara itu, serat pangan akan
mengikat zat-zat karsinogenik. Berkat transit time yang pendek, waktu zat
karsinogenik bermukim dalam tubuh juga semakin pendek, sehingga kesempatan
membahayakan tubuh semakin kecil (Goldberg, 1994).
Serat pangan sangat baik untuk
mencegah penyakit diabetes melitus, jantung, stroke, kanker, dan penyakit
kardiovaskular lainnya. Sayangnya, konsumsi serat di Indonesia saat ini masih
sangat rendah, yaitu sekitar 10 gram per orang per hari. Padahal, konsumsi
serat pangan yang dianjurkan adalah 20-30 gram per orang per hari.
Buah naga terkenal sebagai salah
satu sumber betakaroten. Betakaroten merupakan provitamin A yang di dalam tubuh
akan diubah menjadi vitamin A yang sangat berguna dalam proses penglihatan,
reproduksi, dan proses metabolisme lainnya.
Diperkirakan setiap 6 mikrogram
betakaroten mempunyai aktivitas biologis setara dengan 1 mikrogram retinol.
Kelompok FAO-WHO telah menghitung bahwa hanya separuh dari betakaroten yang
terserap yang akan diubah menjadi vitamin A. Kira-kira hanya 1/6 dari kandungan
karoten dalam bahan makanan yang akhirnya akan dimanfaatkan oleh tubuh.
Betakaroten juga merupakan jenis
antioksidan yang dapat berperan penting dalam mengurangi konsentrasi radikal
peroksil. Kemampuan betakaroten bekerja sebagai antioksidan berasal dari
kesanggupannya untuk menstabilkan radikal berinti karbon. Karena betakaroten
efektif pada konsentrasi rendah oksigen, dapat melengkapi sifat antioksidan
vitamin E yang efektif pada konsentrasi tinggi oksigen.
Betakaroten juga dikenal sebagai
unsur pencegah kanker, khususnya kanker kulit dan paru. Betakaroten dapat
menjangkau lebih banyak bagian-bagian tubuh dalam waktu relatif lebih lama
dibandingkan dengan vitamin A, sehingga memberikan perlindungan lebih optimal
terhadap munculnya kanker.
Komposisi gizi per 100 gram daging
buah naga :
Kadar Air (g) : 82,5 - 83,0
Protein (g) : 0,16 - 0,23
Lemak (g) : 0,21 - 0,61
Serat/dietary fiber (g) : 0,7 - 0,9
Betakaroten (mg) : 0,005 - 0,012
Kalsium (mg) : 6,3 - 8,8
Fosfor (mg) : 30,2 - 36,1
Besi (mg) : 0,55 - 0,65
Vitamin B1 (mg) : 0,28 - 0,30
Vitamin B2 (mg) : 0,043 - 0,045
Vitamin C (mg) : 8 - 9
Niasin (mg) : 1,297 - 1,300
Sumber: Taiwan Food
Industry Develop & Reearch Authorities (2005)
Turunkan Kolesterol
Menurut Al Leong dari Johncola
Pitaya Food R&D, buah naga sangat baik untuk sistem peredaran darah. Juga
sangat efektif untuk mengurangi tekanan emosi dan menetralkan racun dalam
darah.
Badan Litbang Pertanian RI
menyebutkan bahwa buah naga dapat menurunkan kadar kolesterol, penyeimbang gula
darah, menguatkan fungsi ginjal dan tulang, serta meningkatkan kerja otak.
Khasiat buah naga masih belum diketahui oleh masyarakat luas. Selain penelitian
yang masih sangat terbatas, buah ini masih sangat langka. Bahkan, masih banyak
di antara kita yang sama sekali tidak mengenal buah ini.
Buah naga merupakan sumber vitamin
dan mineral yang cukup baik. Kadar vitamin B1 pada buah naga mencapai 0,3 mg
per 100 gram daging buah. Konsumsi vitamin B1 per orang per hari yang
dianjurkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) adalah 0,5-0,9 mg
untuk anak-anak di bawah 10 tahun, serta 0,9-1,0 mg untuk orang dewasa. Wanita
hamil dan ibu yang sedang menyusui perlu tambahan sebesar 0,3 mg per hari di
atas kebutuhan normalnya.
Pada prinsipnya tiamin (vitamin 131)
berperan sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang menghasilkan energi dari
karbohidrat dan memindahkan energi membentuk senyawa kaya energi yang disebut
ATP. Kekurangan tiamin akan menyebabkan polyneuritis (beri-beri kering), yang
disebabkan oleh terganggunya transmisi saraf atau jaringan saraf menderita
kekurangan energi. Gejala kekurangan tiamin mula-mula adalah lelah, hilang
selera makan, berat badan menurun, dan gangguan pencernaan.
Buah naga juga mengandung kalium,
zat besi, protein, kalsium dalam jumlah yang cukup baik untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Zat-zat tersebut juga baik untuk mentralkan racun dalam darah,
meningkatkan daya penglihatan, dan mencegah hipertensi.
Kandungan air pada buah naga juga
cukup tinggi, yaitu mencapai 83 gram per 100 g daging buah. Karena itu, buah
naga dapat juga dijadikan pencuci mulut yang lezat.
Dibuat Sup, Sayur dan Teh
Secara sederhana, buah naga dimakan
dalam keadaan segar, yaitu setelah masak dan empuk. Mula-mula buah naga dibelah
menjadi dua, kemudian bagian daging buahnya yang putih bertaburan biji hitam
kecil-kecil dapat disendoki dan dimakan. Kulit belahan ditaruh di atas telapak
tangan, yang sekaligus berfungsi seperti mangkuk.
Cara makan seperti itu secara
tradisional sudah dilakukan oleh masyarakat Indian di Amerika Selatan. Mereka
yang enggan makan seperti orang Indian, mengolah buah menjadi pai. Ada pula
yang menyantapnya sebagai dessert dalam bentuk es krim restoran modern.
Bijinya yang mirip biji selasih,
dapat dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Daging buahnya terasa sangat
menyegarkan dan manis, sehingga sering dipromosikan lebih manis daripada
semangka, meski agak sedikit asam.
Selain dimakan langsung, buah naga
juga sudah dibuat sebagai bahan baku pembuatan wine. Di Malaysia, buah naga
yang belum masak dapat dimasak sebagai sup dan dicampur dengan daging maupun
tulang. Selain itu, buah naga juga digunakan sebagai bahan baku salad ataupun
digoreng dengan sambal terasi. Selain buahnya, bunga buah naga juga
dimanfaatkan sebagai sayuran ataupun dikeringkan untuk dijadikan teh bunga.
Untuk dikonsumsi secara langsung,
sebaiknya pilih buah naga yang sudah matang. Buah naga yang berkualitas baik
tidak memiliki luka-luka di bagian kulitnya. Buah yang terluka di bagian
luarnya dikhawatirkan akan berpengaruh di bagian dalamnya. Jika ditekan sudah
empuk, berarti buah sudah cukup matang untuk dikonsumsi.
Buah naga yang segar biasanya masih
diselaputi sulur atau sisik hijau kekuningan, sedangkan bagian luar buahnya
berwarna merah jambu menawan.
Hidangan Eksklusif
Tanaman buah naga berasal dari
Meksiko. Awalnya buah ini hanyalah buah hutan yang tidak dimakan. Namun,
setelah dibawa oleh orang Perancis ke Cina, ia berubah nama menjadi buah naga.
Tumbuhan tersebut kemudian ditanam secara meluas di Vietnam, sebelum akhirnya
berkembang di negara-negara lain, termasuk Malaysia.
Buah naga yang semula tidak boleh
dimakan karena dianggap makanan dewa dan tidak ada perhatian di negara asalnya,
sekarang menjadi terkenal di seluruh dunia. Bahkan, di dalam pesawat
penerbangan internasional, jus buah naga menjadi hidangan eksklusif.
Saat ini Vietnam dan Thailand
merupakan pemasok buah naga terbesar di dunia. Namun, permintaan yang bisa
dipenuhi baru 50 persen saja. Buah naga yang beredar di Indonesia saat ini,
umumnya berasal dari kedua negara tersebut.
Secara internasional, buah naga
disebut sebagai dragon fruit Sebutan untuknya di setiap negara berbeda-beda,
misalnya Feuy Long Kwa (Cina), Thanh Long atau Clever Dragon (Vietnam), Kaew
Mangkorn (Thailand), Shien Mie Kuo (Taiwan), Pitahaya (Mexico), Melano (Hawai),
Rhino Fruit (Australia).
Merah, Putih, Kuning
Buah naga termasuk tanaman tropis.
Tanaman ini tumbuh baik pada curah hujan 600-1.300 mm per tahun. Hujan yang
terlalu deras dan berkepanjangan menyebabkan kerusakan yang ditandai dengan
proses pembusukan yang lebih cepat. Temperatur maksimum berkisar 38-40 derajat
celsius.
Buah naga disebut juga kaktus manis
atau kaktus madu. Buah naga termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dengan
karakteristik memiliki duri pada setiap ruas batangnya. Meskipun tergolong
dalam tanaman kaktus, buah naga bukan buah kaktus biasa yang kita kenal sebagai
prickly pear atau Opuntia ficus-indica.
Tanaman penghasil buah naga adalah
kaktus pemanjat Hylocereus undatus. Disebut pemanjat, karena ketika ditemukan
pertama kali di tempat tumbuhnya yang asli di lingkungan hutan belantara yang
teduh, batangnya memang memanjat batang tanaman lain. Kalau ia dicabut dari
tanah, ia masih hidup terus sebagai epifit, menyerap air dan mineral melalul
akar udara pada batangnya.
Keunikan tanaman buah naga adalah
batangnya berbentuk segitiga. Selain itu, durinya pendek sekali dan tidak
mencolok. Bunganya mekar pada malam hari. Buah ini mempunyai musim sekitar
bulan Juli hingga November.
Ada empat jenis buah naga, yaitu
buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus
polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis), dan buah
naga kulit kuning daging putih (Selenicerius megalanthus).
Dari keempat jenis buah naga
tersebut, buah naga daging putih paling digemari dan diminati. Selain bentuk
dan ukurannya yang lebih besar dan tiga jenis buah naga lainnya, buah naga
daging putih juga terasa lebih segar karena mengandung rasa masam yang khas.
Di Malaysia dan Singapura, buah naga
isi merah adalah spesies yang paling disukai karena rasanya lebih manis
dibandingkan jenis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
#dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar